DESA
WISATA
DI
TENGANAN PEGRINGSINGAN KARANGASEM
Desa Tenganan
merupakan desa tradisional di bali. Desa Wisata Adat Tenganan Pegringsingan
terletak di Desa Tenganan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Provinsi
Bali, dengan jarak 15 km dari pusat kota amlapura dan 65 km dari pusat kota
Denpasar. Desa tenganan ini memiliki tradisi yang unik. Dimana para masyarakat
desa tenganan ini masih menekuni kebudayaan yang sudah kuno dan cara hidup
merakapun masih tetap sama seperti dulu, padahal perkembangan zaman saat ini
sudah semakin maju dan banyak gaya hidup yang telah berubah. Namun di desa
tenganan ini berbeda dengan desa-desa yang ada di bali, yang mana desa tenganan
ini masih sangat kuat terhadap aturan-aturan atau mereka menyebutnya dengan
awig-awig. Dengan adanya awig-awig yang mereka terapkan sampai saat ini.
Ketika
perkembangan zaman modern seperti saat ini banyak daerah wisata di Bali kehadiran
hotel, villa, restoran, club malam, kafe, namun Desa tenganan masih kokoh
dengan tiga balainya yang
masih asri dan esotik, salin itu bangunan rumah dari desa ini masih sangat kuno
berbeda dengan bangunan rumah yang biasa kita lihat saat ini.
Untuk
masuk kedesa tenganan ini uniknya para wisatawan tidak membayar tiket masuk,
melainkan disana hanya ada loket untuk meyumbangan seiklasnya dari wisatawan,
ini diharapkan guna bisa membantu masyrakat di desa tenganan tersebut.
Kain Gringsing Tenganan
Pada
Umumnya, penduduk dari desa Tenganan
bekerja sebagai seorang petani padi, namun ada juga yang membuat beragam
kerajinan. Beberapa kerajinan khas yang berasal dari Tenganan adalah anyaman
bambu, ukiran, dan lukisan yang ada di atas daun lontar yang sudah dibakar. Di
desa ini pengunjung dapat menyaksikan bangunan-bangunan desa dan para pengrajin
muda yang sedang menggambar daun lontar.
Ciri
khas Desa Tenganan tentu saja kain tenun ikat yang disebut kain gringsing.
Karena itu pula, nama desa ini lebih dikenal dengan Desa Tenganan
Pegringsingan. Ini untuk membedakannya dengan Desa Tenganan Dauh Tukad atau Tenganan
sebagai desa dinas. Dalam pembutan kain grising bisa membutuhkan waktu sampai
beberpa tahun untuk bisa menghasilkan selembar kain gringsing berkualitas bagus,
selain itu warna dari kain gringsing tersebut di ambil dari warna
tumbuh-tumbuhan oleh karena itu membutuhkan pengrajin yang khusus dibidangnya,
jadi tidak heran kalau harga kain gringsing terbilang mahal, bersekitaran harga
800 ribu sampai 2 juta perlembar kainnya.
Perang Pandan Tenganan
Desa
Tenganan selain penghasil kain gringsin, Desa ini juga memliki tradisi yang
unik, yang salah satunya paling terkenal dikalangan wisatawan yaitu tradisi
Perang Pandan. Upacara perang panda ini biasanya dilakukan selama dua hari
berturut-turut, pada saat sasih kapat (bulan keempat pada penanggalan kalender
bali) yang pada saat itu upacara yang disebut Ngusaba Kaapat. Perang pandan ini
dilakukan oleh pemuda desa tenganan dan ada juga dari luar desa tenganan.
Dalam
upacara perang pandan ini adapun sarana yang digunakan yaitu seikat daun pandan
yang besar dan berduri tajam serta tameng yang terbuat dari rotan. Dalam pertarungan
ini akan diiringi oleh gambelan, yang dimana gambelan ini berbeda dengan gambelan
lainnya dan biasanya gambelan ini digunakan pada hari-hari tertentu. Apabila gambelan
sudah mulai maikan maka para peserta menari-nari sambil sekali-sekali menyerang
lawannya dengan menggunakan daun padan, dan seikat daun pandan itu digores di
bagian punggung lawannya. Pertarungan ini
berlangsung singkat kurang lebih 1 menit dan dilakukan bergilir sampai kurang
lebih 3 jam. Setelah petarungan selesai peserta yang luka akan diobati dengan
obat tradisional yang bahan dasarnya terbuat dari kunyit. Dalam perang pandan
ini tidak ada dendam di antara mereka karena kepercayaan mereka ,ini hanya
untuk persembahan kepada Dewa Indra.
Usainya upacara perang pandan maka para
peserta akan melakukan persembahyangan di pura setempat, dan acara selanjutnya
akan dilanjutkan dengan makan bersama atau disebut dengan “megibung”, disinilah
terlihat kebersamaan mereka dalam melakukan tradisi yang sudah turun temurun
yang sudah mereka lakukan.
Kebudayaan yang unik inilah yang membuat Desa Tenganan memilki daya tarik tinggi untuk para wisatawan.